Travel, Tour, Art, Culture, and Other Exotic Things

IdBlogNetwork

Monday 18 June 2012

Reba: Traditional Ceremony from Flores

Last February 2012, in Ngada, Flores, Indonesia, interesting cultural rites was held. People call the ceremony Reba. The ceremony was held for three days.

One day before the ceremony, the opening ceremony, called su`i uwi was held and continued with dinner gathering (ka maki Reba) until the dawn. In the morning, food and drink were served for the people.

Before Reba Ceremony, people danced and sang in O Uwi Ceremony. Uwi means cassava. The tribe respect cassavas because they nurture the tribe. To express gratitude, the tribe held Catholic Inculturation Mass. Reba is not only a party but also religious expression of gratitiude.

In Reba Ceremony, people of Ngada thank to their ancestors. Uwi or cassava plays important role in the dish in this ceremony. Cassava is the basic food, given by Earth so that the tribe are never hungry. Cassava symbolizes the source of life. Cassava also symbolizes divine thing.

Reba Ceremony is also the time for evaluating the social life of Ngada people.

Read Bahasa Indonesia Version

Upacara Adat Reba di Flores

Bulan Februari 2012 kemaren, di Ngada, Flores, berlangsung ritual adat menarik yaitu Upacara Adat Reba yang berlangsung selama tiga hari.

Sehari sebelum perayaan, upacara pembukaan Reba (su`i uwi) dilakukan dan malamnya dilanjutkan dengan acara makan-makan bersama (ka maki Reba) sembari menunggu fajar. Pagi harinya warga disediakan makan dan minuman.


Sebelum Upacara Adat Reba berupa upacara o uwi  yaitu tari-tarian dan nyanyian, digelar perayaan misa inkulturasi sebagai ujud syukur. Reba tidak sekadar pesta tetapi wujud kegembiraan masyarakat dengan tetap menjaga nuansa religius.


Upacara Adat Reba merupakan ungkapan rasa terima kasih  masyarakat Ngada terhadap leluhurnya. Uwi atau Ubi memegang peranan penting dalam hidangan upacara ini karena bagi masyarakat Ngada, ubi adalah sumber makanan pemberian bumi yang tiada habisnya sehingga masyarakat Ngada tidak akan pernah mengalami kelaparan. Pada masa nenek moyang, ubi memang makanan pokok. Ubi merupakan sumber kehidupan. Ubi juga menjadi simbol keilahian.


Upacara ini juga digunakan untuk mengevaluasi  segala hal tentang kehidupan bermasyarakat pada tahun sebelumnya yang telah  dijalani oleh masyarakat Ngada.